Monday 6 February 2017

Membandingkan Penggunaan Jenis IPTEK

1. Keberhasilan penggunaan beberapa jenis IPTEK

   Keberhasilan beberapa iptek dalam pengelolaan lingkungan hidup sudah tidak diragukan lagi, karena setiap harinya para peneliti selalu berusaha menemukan inovasi baru demi menjadikan sesuatu yang ramah untuk lingkungan.



Westar VI satellite Palapa B2

a. Iptek-Bidang Energi dan Sumber Daya Alam
    Briket batu bara sebagai alternatif sebagai pengganti minyak tanah
    Indonesia telah mengembangkan briket batubara sejak tahun1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat minyak tanah masih di subsidi sehingga harganya masih sangat murah sehingga masyarakat lebih memilih minyak tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Ada dua jenis briket batubara 
1) Jenis berkarbonisasi (super), jenis ini terlebih dahulu mengalami proses dikarbonisasi sebelum 
    menjadi briket.
2) Jenis non karbonisasi (biasa), jenis ini teidak mengalami dikarbonisasi sebelum di proses menjadi 
    briket.
Keunggulan briket batubara
1) lebih murah
2) pansa yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama.
3) tidak beresiko/ meledak.
4) tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga.
5) sumber batubara berlimpah

Penggunaan briken batubara harus dibarengi serta disiapkan kompor atau tungku, jenis dan ukuran kompor harus disesuaikan dengan kebutuhan, pada prinsipnya kompor/tungku terdiri atas dua jenis :
1) Tungku/kompor portabel
2) Tungku/kompor permanen

Penggunaan briket batubara harus dibarengi serta di siapkan kompor atau tungku, jenis dan ukuran kompor harus di sesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya tungku/kompor terdiri atas dua jenis :
1. Tungku/kompor portabel, jenis ini pada umumnya membuat briket antara 1 s/d 8 kg serta dapat di pindah-pindahkan. Jenis ini digunakan untuk keperluan rumah tanggaatau rumah makan.
2. Tungku/kompor permanen, biasanya memuat lebih dari 8 kg briket di buat secara permanen. jenis
    ini dipergunakan untuk industri kecil/menengah.
Persyaratan kompor/tungku harus memiliki :
1. Ada ruang bakar untuk briket
2. Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati raung
    raung bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder.
3. Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar briket.
   Pengembangan produksi briket batubara dan kompor/tungku sampai saat ini pihak BPP teknologi melalui balai Besar Teknologi Energi (B2TE) telah lama mengembangkan dan men-disain mesin untuk memproduksi briket batubara skala kecil/menengah dengan kapasitas produksi sebear 2 s/d 8 ton/hari. Dengan demikian industri briket skala kecil/menengah ini diharapkan bisa tersebar di sentra-sentra pengguna briket batubara sehingga mudah dalam penyediaan briket secara kontinyu. Di samping itu pula BPP teknologi telah mengembangkan jenis-jenis kompor/tungku briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan serta industri kecil/menengah.

2. Iptek-Bidang Energi
Pengguna Teknologi Nuklir
   Pengguna teknologi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia sangat luas, mulai dari penggunaan energi nuklir untuk membangkitkan listrik dalam PLTN, kedokteran, nuklir, industri, pertanian, dan peternakan.
    Di rumah sakit- rumah sakit penggunaan teknologi nuklir untuk memeriksa kelainan organ tubuh dilakukan dengan menggunakan sinar X. Selain menggunakan sinar X digunakan juga peralatan MRI (Magnetic Resonance Image).
   Karena kemampuannya yang luas, teknologi MRI, tidak saja digunakan untuk dunia kedokteran, tetapi juga telah digunakan dalam dunia pengeboran minyak lepas pantai dan mereka menyebutnya CSEMI (Controlled Source Electromagnetic Imaging). Metode ini telah digunakan sebelumnya untuk studi hidrotermal dan aktivitas gunung berapi.
   Pada tahun 2000 CSEMI telah digunakan untuk mendeteksi lapisan hidro karbon yang ada di bumi di lepas pantai afrika barat.
   Teknologi yang digunakan sebelumnya untuk mengetahui struktur geologi lapisan bumi yaitu dengan menggunakan seismic imaging. Prinsip kerja pengukuran seismic yang mendeteksi adanya perbedaan sifat-sifat akustik pada lapisan-lapisan bumi atau struktur geologi, sedangkan perbedaan teknologi CSEMI di ukur perbedaan intensitas pancaran gelombang electromagnetic yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tahanan pada lapisan bumi yang berbeda.

3. Iptek di bidang pertanian
   Salah satunya sperti yang dilakukan institut pertanian bogor (IPB) mengembangkan dan menerapkan IPTEK sehingga berhasil meyakinkan petani untuk menerapkan IPTEK dalam pekerjaannya. Sehingga membawa dampak positif mengubah indonesia dari negara pengimpor beras ke negara swasembadsa beras. Bahkan pada puncak keberhasilannya, pernah menjadi negara pengekspor beras dan memberi bantuan ke negara-negara yang mengalami lelurangan pangan.
   Contoh lain penggunaan teknologi lingkungan dalam bidang pertanian adalah dengan mengembangkan penggunaan pestisida alami dan pemanfaatan lahan yang produktif.
   Teknologi pertanian yang berkaitan dengan bioteknologi merupakan aplikasi teknologi yang dapat diterapkan dalam bidang pertanian. Bioteknologi beberapa memiliki keuntungan, diantaranya :
1. potensi hasil panen yang lebih tinggi
2. mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida
3. pemanfaatan lahan yang efektif
4. kualitas makanan dan gizi yang lebih baik
5. perbaikan penurunan mikronutrien

4. Iptek di bidang industri
   Industri bidang penerbangan (IPTN) Industri Pesawat Terbang Nusantara telah mampu mengembangkan IPTEK yang mampu mengahasilkan pesawat terbang N250, yang pernah mengangkat indonesia. Meskipun pada awal tahap permulaan, keberhasilan yang pernah diraih telah diakui negara lain, paling tidak negara-negara ASEAN. Beberapa negara pernah membeli jenis pesawat N250 ini.

5. Iptek di bidang kesehatan-teknologi oksidasi untuk air bersih
   Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat dewasa ini, banyak terjadi diakibatkan oleh limbah dan sampah dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan penggunaan dan pengelolaan limbah dalam kegiatan industri di indonesia belum mendapatkan perhatian yang serius.
   Akhir-akhir ini juga ramai orang membicarakan akan krisis air bersih, namun pembicaraan orang selalu terkisar antara hukum, kebijakan dan manajemennya saja, bagaimana dengan teknologi untuk mengatasi krisis ini?
   Teknologi ini bukanlah teknologi baru, namun pengembangannya akhir-akhir ini sangat pesat. Belakangan ini teknologi oksidasi mulai dikenal dengan nama teknologi Advance Oxidation Processes. Teknologi ini sendiri mulai banyak dikembangkan serta di terapkan di berbagai negara maju.

Krisis air bersih
   Di indonesia, salah satu masalah lingkungan yang cukup meresahkan adalah krisis air bersih. Krisis air boleh dikatakan masalah paling utama selain masalah lingkungan lain seperti polusi udara, kerusakan dan juga kebakaran hutan.
   Permasalahan air bersih sebenarnya ada pada pembuangan  limbah cair yang dilakukan secara sembarangan dari hasil kegiatan industri serta limbah domestik perkotaan. Di tambah lagi dengan kurangnya usaha untuk mengolah limbah cair secara benar.
   Selain akibat masalah limbah cair, krisis air bersih di indonesia juga diakibatkan karena eksploitasi langsung air tanah sebagai sumber air untuk berbagai bidang industri termasuk di antaranya industri air minum dalam kemasan tadi.

Limbah cair
   Dalam proses produksi sebuah idnustri pada umumnya dipergunakan berbagai bahan material dari berbagai jenis dan bentuk. Namun, dalam pelaksanaan sistem pengelolaan limbah cair pada umumnya dilakukan secara bersamaan tanpa adanya pembagian atau pemisahan jenis dan bentuk bahan material berdasarkan proses yang dilalui. Akibat dari penerapan sistem pengolahan limbah seperti ini, kita akan membutuhkan suatu teknologi tinggi, sehingga akan membutuhkan dana serta energi yang sangat besar.
   Selain itu, sistem pengolahan limbah cair yang ada sekarang umumnya mempergunakan cara kombinasi antara pemakaian chlorine serta sistem kondensasi, sedimentasi, dan filtrasi. Sedangkan pengolahan limbah organiknya banyak mempergunakan mikrobiologi, karbon aktif serta membrane itration.Sedangkan akhir-akhir ini limbah organik yang dibuang semakin banyak mengandung senyawa organik yang sulit untuk diuraikan hanya dengan mikrobiologi serta membrane itration, serta sangat membahayakan keselamatan makhluk hidup.
   Kesimpulannya bahwa sistem pengolahan limbah cair yang ada sekarang sangatlah tidak efektif. Untuk itu kita perlu memilih serta memilah teknologi pengolahan limbah cair yang ada agar kita dapat menerapkan suatu teknologi secara tepat dan benar sesuai dengan kadar kebutuhannya.
   Untuk itu kita perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Unsur-unsur yang terkandung dari limbah cair tersebut
2. Akibat dari unsur-unsur tersebut ketika air limbah tersebar ke lingkungan
3. Perubahan serta kekuatan/ketahanan dari unsur tersebut dalam proses pengolahan (teratment)
4. Metode/teknologi yang dapat membersihkan/memodikasi zat padat hasil dari proses pengolahan
5. Metode/teknologi yang tepat guna serta dapat membersihkan/memodikasi unsur yang terdapat
    pada limbah cair tersebut
6. Demikian pula halnya karakteristik dari teknologi pengolahan limbah cair yang ada seperti, jenis material apa yang dapat diuraikan, kualitas air bagaimana yang diharapkan, bagaimana biaya pemeliharaannya, bagaimana pembiayaan pembangunan dan lain-lain.

Demikian materi Membandingkan Penggunaan Jenis IPTEK, semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Featured post

Penjelasan Komponen Peta

Setelah suatu kenampakan Bumi terproyeksi pada bidang datar, maka satu tahap pemetaan sudah dilaksanakan. Masih ada beberapa hal lagi yang...

Copyright © 2012. Ilmu Sekoah - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz