Manusia juga
mempunyai ”barcode”, pada manusia barcode itu berupa profil DNA. Profil
DNA dapat diperoleh melalui tes profil DNA. Tes ini dapat digunakan
untuk mengungkap suatu misteri misalnya peristiwa pembunuhan. Jika di
tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan sel, seperti sel darah, ahli
forensik akan melakukan tes profil DNA. Hasil inilah yang akan
dicocokkan dengan tersangka. Jika barcode ini cocok dengan milik
tersangka, dia tidak bisa mengelak lagi.
Komponen
terkecil penyusun makhluk hidup disebut sel. Setiap sel memiliki nukleus
yang mengandung kromosom. Setiap makhluk hidup memiliki jumlah kromosom
tertentu. Dalam kromosom ditemukan DNA yang berperan penting dalam
menentukan sifat genetik setiap individu. Sifat genetik itu dapat
diwariskan kepada generasi berikutnya. Oleh karena setiap individu
memiliki DNA yang khas, maka DNA dapat digunakan untuk identifikasi
makhluk hidup.
Substansi
dasar nukleus terdiri atas nukleoprotein yang dibangun oleh senyawa
protein dan asam nukleat. Ada dua jenis asam nukleat yang berkaitan
dengan hereditas, yaitu DNA dan RNA. Keduanya bertanggung jawab terhadap
sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat keturunan.
1. DNA (Deoxyribonucleic Acid = Asam Deoksiribo Nukleat)
DNA memiliki
beberapa fungsi di antaranya membawa informasi genetik, membentuk RNA,
dan mengontrol aktivitas sel baik secara langsung maupun tidak langsung.
DNA juga berperan penting dalam proses sintesis protein.
Rumus Bangun Deoksiribosa dan Fosfat |
a. Struktur DNA
Molekul DNA
pertama kali diisolasi oleh F. Miescher pada tahun 1869 dari sel
spermatozoa. Ia tidak dapat mengenali sifat zat kimia tersebut secara
pasti, kemudian menyebutnya sebagai nuklein. Nuklein ini berupa senyawa
kompleks yang mengandung unsur fosfor sangat tinggi. Nuklein selanjutnya
dikenal sebagai gabungan asam nukleat dan protein sehingga sering
disebut nukleoprotein.
Dalam kedua
jenis asam nukleat ini (DNA dan RNA) terdapat dua basa nitrogen yaitu
purin dan pirimidin. Keduanya ditemukan oleh Fischer pada tahun 1880.
Rumus bangun purin |
Pada
penelitian selanjutnya, Kossel menemukan dua jenis pirimidin, yaitu
sitosin dan timin serta dua jenis purin, yaitu adenin dan guanin. Selain
basa purin dan pirimidin, dalam asam nukleat Levine (1910) mengenali
gula berkarbon lima, yaitu ribosa dan deoksiribosa. Ia juga menyatakan
adanya asam fosfat dalam asam nukleat.
W.T. Atsbury
merupakan orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang struktur tiga
dimensi DNA. Ia menyimpulkan bahwa DNA sangat padat, polinukleotida
penyusunnya berupa timbunan nukleosida pipih yang teratur tegak lurus
terhadap sumbu memanjang. Apakah nukleotida dan nukleosida itu? Uraian
berikut akan membahas kedua hal tersebut.
Rumus bangun pirimidin |
James Watson
dan Francis Crick (1953) mengemukakan suatu model struktur DNA yaitu
double helix (tangga berpilin). Menurut mereka, DNA memiliki struktur
sebagai berikut.
1) Gula dan fosfat sebagai rantai atau tangga utama.
2) Basa nitrogen sebagai anak tangga dengan pasangan tetap, yaitu:
a) guanin dengan sitosin (dihubungkan oleh tiga atom H),
b) timin dan adenin (dihubungkan oleh dua atom H).
Berdasarkan hasil penelitian Watson dan Crick dapat disimpulkan bahwa DNA terdiri atas gula pentosa (deoksiribosa), fosfat (PO4–),
dan basa nitrogen yaitu purin meliputi guanin (G) dan adenin (A) serta
pirimidin yang meliputi timin (T) dan sitosin (C = Cytosin).
Struktur DNA |
Rangkaian
kimia antara deoksiribosa dengan purin dan pirimidin disebut nukleosida
(deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan berikatan dengan fosfat
membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida). Gabungan dari
nukleotidanukleotida akan membentuk suatu DNA. Jadi, molekul DNA
merupakan polimer panjang dari nukleotida yang dinamakan polinukleotida.
Perhatikan Gambar di samping.
DNA dapat
menentukan sifat genetik suatu individu karena setiap makhluk hidup
mempunyai urutan pasangan basa yang spesifik dan berbeda dengan yang
lain. Perbedaan urutan pasangan basa antarindividu dapat dilihat pada
saat sequence (proses pengurutan basa) dalam analisis DNA. DNA dapat
berfungsi sebagai heterokatalitik (mensintesis molekul lain seperti RNA)
dan otokatalitik (replikasi diri). Berikut ini Anda akan mempelajari fungsi DNA sebagai otokatalitik.
b. Replikasi DNA
Replikasi
DNA akan menghasilkan DNA baru. Ada tiga hipotesis yang menjelaskan
terjadinya replikasi DNA. Hipotesis pertama menyatakan bahwa bentuk
double helix DNA yang lama tetap dan langsung menghasilkan double helix
yang baru disebut konservatif.
Hipotesis
kedua menyatakan double helix akan terputus-putus, selanjutnya
segmen-segmen tersebut akan membentuk segmen-segmen baru yang bergabung
dengan segmen lama membentuk DNA baru. Hipotesis ini disebut dispersif.
Hipotesis ketiga menyatakan dua pita spiral dari double helix memisahkan
diri dan setiap pita tunggal mencetak pita pasangannya disebut semikonservatif.
Teori
replikasi DNA oleh Watson dan Crick menyatakan bahwa proses replikasi
terjadi secara semikonservatif. Hipotesis ini mendapat dukungan kuat
dari M.S. Meselson dan F.W. Stahl. Mereka menggunakan bakteri
Escherichia coli sebagai organisme percobaan.
Replikasi DNA menurut Meselson dan Stahl |
E. coli
dapat hidup pada garam anorganik jika dalam garam tersebut terdapat
sumber atom nitrogen untuk pembuatan protein dan asam nukleat. Meselson
dan Stahl memakai ion amonium (NH4+) dalam penelitiannya.
Meskipun
isotop nitrogen yang paling lazim 14N, tetapi mereka menggunakan ion
amonium yang mengandung isotop nitrogen yang lebih berat, yaitu 15N. Perhatikan Gambar disamping.
Pertama-tama Meselson dan Stahl memelihara E. coli selama beberapa generasi dalam media yang mengandung 15NH4+.
Pada akhir
periode ini, mereka menemukan DNA sel lebih berat dari normal.
Selanjutnya, mereka memindahkan sel-sel itu ke media yang mengandung ion
amonium normal (14NH4+) dan
membiarkan sel tersebut hanya sekali membelah diri. DNA pada generasi
baru ini memiliki berat di antara berat DNA normal dari DNA generasi
sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa pengaruh dari atom nitrogen
dalam DNA baru yaitu 14N dan separuh 15N.
Namun, apabila bakteri itu dibiarkan membelah diri lagi dalam ion amonium normal (14NH4+)
maka terbentuklah dua jenis DNA dengan berat yang berbeda. Separuh dari
DNA mempunyai berat normal dan separuh DNA lainnya mempunyai berat di
tengah-tengah. Hal tersebut membuktikan bahwa molekul DNA tidak
mengalami pemecahan dan penyusunan kembali di antara pembelahan sel-sel,
tetapi tiap pita induk tidak mengalami perubahan saat ia membentuk pita
komplementer. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang paling
tepat yaitu hipotesis semikonservatif.
Selain memerlukan deoksiribonukleotida, dalam proses replikasi DNA juga memerlukan beberapa enzim berikut.
1) Helikase, enzim ini berfungsi menghidrolisis rantai ganda polinukleotida menjadi dua rantai tunggal polinukleotida.
2) Polimerase, berfungsi merangkai rantai-rantai mononukleotida membentuk DNA baru.
3) Ligase, berfungsi menyambung nukleotida ulir tunggal DNA yang baru terbentuk.
Fungsi DNA
sebagai heterokatalitik yaitu mensintesis molekul lain seperti RNA. RNA
merupakan hasil transkripsi DNA. Sel prokariotik dan eukariotik
mengandung asam inti yang disebut asam ribonukleat (RNA).
2. RNA (Ribonucleic Acid = Asam Ribonukleat)
truktur RNA |
RNA tersusun
seperti DNA, yaitu molekul-molekul gula D-ribosa, gugus fosfat, tetapi
basa nitrogennya terdiri atas basa purin (meliputi adenin (A) dan guanin
(G)) serta pirimidin (meliputi urasil (U) dan sitosin (C)). Perhatikan
disamping
a. Struktur RNA
Berbeda
dengan DNA yang memiliki rantai ganda, RNA hanya memiliki rantai
tunggal. Setiap pita RNA merupakan polinukleotida dari RNA.
b. Tipe-Tipe RNA
Berbeda
halnya dengan DNA yang terletak dalam nukleus, RNA banyak terdapat dalam
sitoplasma terutama ribosom walaupun ada pula beberapa di antaranya
dalam nukleus. Dalam sitoplasma, kadar RNA berubah-ubah. Hal ini
dipengaruhi oleh aktivitas sintetis protein.
Ketika suatu protein akan disintetis, kandungan RNA dalam sel meningkat begitu pula sebaliknya. RNA memiliki komponen gula berupa D-ribosa (pentosa). RNA juga memiliki basa nitrogen yang serupa dengan DNA, hanya saja basa timin pada pirimidin diganti dengan urasil.
Ketika suatu protein akan disintetis, kandungan RNA dalam sel meningkat begitu pula sebaliknya. RNA memiliki komponen gula berupa D-ribosa (pentosa). RNA juga memiliki basa nitrogen yang serupa dengan DNA, hanya saja basa timin pada pirimidin diganti dengan urasil.
RNA mempunyai tiga tipe berikut.
1) rRNA (ribosom RNA)
rRNA yaitu
RNA yang terdapat dalam sitoplasma tepatnya di ribosom dan berfungsi
mengatur dalam proses sintesis protein. rRNA dapat mencapai 80% dari
jumlah RNA sel. Molekul rRNA berupa pita tunggal tidak bercabang dan
fleksibel.
2) mRNA (messenger RNA)
mRNA
dibentuk dalam nukleus, merupakan RNA terbesar dan terpanjang. mRNA
berfungsi membawa kode genetik dari DNA ke ribosom. mRNA sering disebut
kodon karena urutan basa N penyusunnya merupakan kode genetik untuk
sintesis protein. mRNA dicetak oleh DNA dalam inti, kemudian dikirim ke
ribosom. Sintesis mRNA dicetak oleh DNA saat diperlukan saja dan tidak
terus-menerus dicetak melainkan tergantung pada macam protein yang akan
disintesis dalam sitoplasma.
3) tRNA (transfer RNA)
tRNA
merupakan RNA yang terdapat dalam sitoplasma dengan rantai terpendek
yang bertugas menerjemahkan kodon dari mRNA. rRNA berfungsi mengangkut
asam amino ke tempat sintesis protein, yaitu ribosom melalui
penerjemahan kode-kode yang dibawa mRNA. DNA dan RNA memiliki komponen
yang hampir sama tetapi keduanya memiliki perbedaan struktur, fungsi,
dan beberapa materi penyusun. Perhatikan tabel berikut.
Tabel Perbandingan Struktur, Fungsi, dan Materi Penyusun DNA dan RNA
DNA
|
RNA
|
1. Ditemukan dalam nukleus yaitu dalam kromosom,
mitokondria, dan kloroplas.
|
1. Ditemukan dalam sitoplasma, terutama dalam ribosom, dan juga
dalam nukleus.
|
2. Berupa rantai panjang dan ganda (double helix).
|
2. Berupa rantai pendek dan tunggal.
|
3. Fungsinya berhubungan erat dengan
penurunan sifat dan sintesis protein.
|
3. Fungsinya berhubungan erat dengan sintesis protein.
|
4. Kadarnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas
sintesis protein.
|
4. Kadarnya dipengaruhi oleh aktivitas sintesis protein
|
5. Basa nitrogen terdiri atas purin: adenin (A) dan guanine (G), pirimidin: timin (T) dan sitosin (C).
|
5. Basa nitrogen terdiri atas purin: adenin (A) dan guanin (G), pirimidin: urasil (U) dan sitosin (C).
|
6. Komponen gulanya deoksiribosa, yaitu ribose yang kehilangan satu atom
oksigen pada atom C nomor 2.
|
6. Komponen gulanya D-ribosa (pentosa).
|
3. Sintesis Protein
Pada uraian
mengeni DNA telah disebutkan bahwa DNA berfungsi sebagai heterokatalis
(mensintesis molekul lain). Uraian berikut merupakan salah satu contoh
fungsi DNA tersebut. DNA yang terletak di dalam nukleus merupakan suatu
cetakan kode genetik yang menghasilkan informasi genetik. Kode genetik
disusun oleh urutan basa nitrogen (A, T, G, dan C). Dalam sintesis
protein, kode-kode genetik dalam DNA disalin menjadi mRNA. Proses ini
disebut transkripsi.
Proses ini diawali dengan melekatnya RNA polimerase pada molekul DNA sehingga sebagian rantai double helix DNA membuka. Akibatnya, salah satu rantai DNA yang membuka tersebut mencetak RNA. Rantai DNA yang mengandung kode-kode genetik (kodon) dan dapat mencetak mRNA disebut rantai sense. Rantai DNA yang tidak mencetak mRNA disebut rantai antisense. Misalnya urutan basa N pada rantai DNA terdiri atas TAC, GCT, CGA, dan CTA maka urutan basa N pada rantai mRNA yaitu AUG, CGA, GCU, dan GAU. Perhatikan susunan DNA dan RNA berikut.
Proses ini diawali dengan melekatnya RNA polimerase pada molekul DNA sehingga sebagian rantai double helix DNA membuka. Akibatnya, salah satu rantai DNA yang membuka tersebut mencetak RNA. Rantai DNA yang mengandung kode-kode genetik (kodon) dan dapat mencetak mRNA disebut rantai sense. Rantai DNA yang tidak mencetak mRNA disebut rantai antisense. Misalnya urutan basa N pada rantai DNA terdiri atas TAC, GCT, CGA, dan CTA maka urutan basa N pada rantai mRNA yaitu AUG, CGA, GCU, dan GAU. Perhatikan susunan DNA dan RNA berikut.
Susunan DNA dan RNA |
Setelah
disalin, mRNA keluar dari nukleus menuju sitoplasma. mRNA tidak dapat
mengenali suatu asam amino secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan
tRNA untuk dapat membaca kode-kode yang dibawa mRNA. Di dalam sitoplasma
banyak terdapat tRNA, asam amino dan enzim amino asil sintetase. Asam
amino tersebut diaktifkan menggunakan ATP (Adenosin Trifosfat) dan enzim
amino asil sintetase sehingga dihasilkan Amino asil Adenosin monofasfat
(AA-AMP) dan fosfat organik.
Selanjutnya
Aminoasil Adenosin monofosfat diikat oleh t-RNA dan dibawa ke ribosom.
Setiap tRNA memiliki tiga basa N dan asam amino, tiga basa N tRNA akan
berpasangan dengan tiga basa N mRNA yang sesuai. mRNA merupakan susunan
kodon yang panjang. Setiap tRNA akan menerjemahkan tiga basa.
Setelah tRNA
pertama melepaskan diri, datang tRNA selanjutnya, begitu terus-menerus
sampai kodon pada mRNA habis. Asam amino yang terbentuk selama
penerjemahan oleh tRNA akan membentuk suatu ikatan. Bagian basa N pada
tRNA yang menerjemahkan kode yang dibawa mRNA disebut antikodon.
Sementara itu, tiga bagian basa N pada mRNA tersebut di atas yang memiliki kode untuk menspesifikasikan asam amino disebut kodon.
Proses penerjemahan kode yang dibawa mRNA oleh tRNA disebut translasi.
Asam amino-asam amino akan berjajar membentuk urutan sesuai dengan kode
yang dibawa mRNA sehingga terbentuklah protein. Protein tersebut
merupakan enzim yang berfungsi mengatur metabolisme sel.
4. Kode Genetik
Anda telah
mengetahui bahwa dalam DNA terdapat empat basa nitrogen meliputi adenin
(A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G). Anda juga telah mengetahui
RNA mengandung 4 basa nitrogen tersebut, tetapi urasil (U) menggantikan
timin (T).
Nirenberg
dan Matthaei (1960) mengadakan percobaan untuk memecahkan masalah kode
genetik dengan mencampurkan urasil dengan enzim pembentuk RNA. Dari
percampuran ini dihasilkan RNA yang hanya terdiri atas urasil dan
dinamakan poli-Urasil (poli-U). Apabila poli-U dimasukkan ke dalam
campuran berbagai asam amino, akan terbentuk rangkaian fenilalanin,
yaitu protein yang terdiri atas satu macam asam amino.
Hal ini
merupakan cara manusia pertama kali mampu memecahkan peristiwa kehidupan
melalui tabung reaksi kimia. Sampai saat ini pun manusia terus
melakukan penelitian untuk mengetahui proses-proses yang terjadi dalam
sel makhluk hidup. Rumitnya susunan tubuh makhluk hidup menunjukkan
betapa pandainya sang Pencipta. Kita hendaknya bersyukur kepada Tuhan
karena diberi akal sehingga mampu mengungkap rahasia kehidupan.
Kode genetik
yang dipakai saat ini yaitu kode yang tersusun oleh 3 basa N yang
disebut kodon triplet. Kodon triplet ini merupakan bagian 3 basa N yang
terdapat pada mRNA. Apabila suatu urutan tiga basa memberikan kode untuk
satu asam amino, akan terjadi 43= 64 kemungkinan kombinasi dari basa
sehingga dapat memperinci 64 macam kode genetika.
Asam amino yang dikenal sampai saat ini sebanyak 20 macam. Adanya 64 macam kodon dan 20 macam asam amino menyebabkan satu asam amino dapat memiliki lebih dari satu kodon. Kodon yang sesuai untuk setiap asam amino dapat dilihat dalam tabel berikut.
Asam amino yang dikenal sampai saat ini sebanyak 20 macam. Adanya 64 macam kodon dan 20 macam asam amino menyebabkan satu asam amino dapat memiliki lebih dari satu kodon. Kodon yang sesuai untuk setiap asam amino dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel Kodon Beberapa Asam Amino
Basa Pertama
Basa Kedua
|
Basa Ketiga
|
||||||||
U
|
C
|
A
|
G
|
||||||
U
|
UUU
UUC
UUA
UUG
|
Phe
Phe
Leu
Leu
|
UCU
UCC
UCA
UCG
|
Ser
Ser
Ser
Ser
|
UAU
UAC
UAA
UAG
|
Tyr
Tyr
Term
Term
|
UGU
UGC
UGA
UGG
|
Cys
Cys
Term
Tryp
|
U
C
A
G
|
C
|
CUU
CUC
CUA
CUG
|
Leu
Leu
Leu
Leu
|
CCU
CCC
CCA
CCG
|
Pro
Pro
Pro
Pro
|
CAU
CAC
CAA
CAG
|
His
His
GluN
GluN
|
CGU
CGC
CGA
CGG
|
Arg
Arg
Arg
Arg
|
U
C
A
G
|
A
|
AUU
AUC
AUA
AUG
|
Ileu
Ileu
Ileu
Met
|
ACU
ACC
ACA
ACG
|
Thr
Thr
Thr
Thr
|
AAU
AAC
AAA
AAG
|
AspN
AspN
Lys
Lys
|
AGU
AGC
AGA
AGG
|
Ser
Ser
Arg
Arg
|
U
C
A
G
|
G
|
GUU
GUC
GUA
GUG
|
Val
Val
Val
Val
|
GCU
GCC
GCA
GCG
|
Ala
Ala
Ala
Ala
|
GAU
GAC
GAA
GAG
|
Asp
Asp
Glu
Glu
|
GGU
GGC
GGA
GGG
|
Gly
Gly
Gly
Gly
|
U
C
A
G
|
Keterangan :
U = Urasil
G = Guanin
Ala = Alanin
Cys = Cystein
His = Histidin
Lys = Lysin
Pro = Prolin
Tryp = Tryptofan
C = Sitosin
Term = Kodon terminasi
Arg = Arginin
GluN = Glutamin
|
Ileu = Isoleusin
Met = Methionin kodon start
Ser = Serin
Tyr = Tyrosin
A = Adenin
AspN = Aspargin
Gly = Glycine
Leu = Leusin
Phe = Phenylalanin
Thr = Threonin
Val = Valin
Glu = Glutamat acid
|
Kode genetik
berlaku universal, artinya kode yang sama berlaku untuk semua
organisme. Bila terjadi kesalahan penerjemahan, protein yang disusun
juga keliru sehingga enzim yang dihasilkan tidak sesuai. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme. Kekeliruan tRNA
menafsirkan kode-kode genetik yang diterima dari DNA juga merupakan
salah satu mekanisme mutasi gen.
Demikian materi Penjelasan DNA, RNA, Sintetis Protein dan Kode Genetika, semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment